Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

MENGHITUNG SEBUAH KESEMPATAN DARI RUMUS "OPPORTUNITY COST" (BIAYA KESEMPATAN)

  Pada sebuah pertemuan kuliah di awal semester satu beberapa waktu lalu, Saya yang kebetulan mahasiswa jurusan manajemen di fakultas ekonomi sedang mendapatkan mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro. Mata kuliah ini dianggap sebagai mata kuliah yang cukup menyenangkan bagi teman satu kelas (karena dosennya jarang memberikan tugas hahaha). Saat itu kami sedang membahas tentang perilaku konsumen. Di dalam perilaku konsumen, ada istilah biaya kesempatan atau opportunity cost. Istilah ini berdefinisi sebagai biaya yang timbul atas hilangnya kesempatan konsumen yang membeli barang atau jasa . Contoh simpelnya gini, anggap saja kita punya uang 50rb. Nah, uang ini pakai untuk membeli kuota internet. Saat kita sudah membeli kuota itu, maka ada beberapa opsi lain yang hilang bersamaan dengan uang kita yang dihabiskan itu. Kita bisa berkesempatan membeli barang lainnya dengan uang 50rb itu. Entah itu jajanan, pergi ke bioskop, nongkrong dengan teman di warung kopi, dan lain sebagainya. Rumus

BERDAULAT MENJALANI PERAN DARI TUHAN

                                                  Dahulu anak-anak mengidolakan tokoh kesayangan mereka masing-masing. Mungkin sosok Spider-Man yang diidolakan anak laki, atau Cinderella bagi anak perempuan. Mereka tertarik meniru bagian dari tokoh kesayangannya. Entah itu kekuatannya, kecantikan, kepandaian atau sifatnya. Demikian pula dengan orang saat ini. Perilaku “Mengekor” sudah menjadi budaya baru di kehidupan masyarakat. Fenomena ini tidak berhenti begitu saja. Saat tumbuh dewasa, kegiatan meniru ini masih berlanjut. Saat pikiran kita  sudah matang, (bukan lagi anak kecil yang gemar dengan cerita fiksi) kita meniru apa yang kita sukai. Sebut saja artis favorit. Ya, mereka itulah cermin dari gaya hidup bagi seseorang yang berbudaya “mengekor”. Apalagi ditambah dengan segala pengetahuan dan informasi yang begitu instan. Segala kehidupan orang lain, dengan mudah begitu saja kita lihat di sosial media. Segala aspek dari orang-orang itu kita tiru. Mulai dari pakaian, makanan, uc