Pada sebuah pertemuan kuliah di awal semester satu beberapa waktu lalu, Saya yang kebetulan mahasiswa jurusan manajemen di fakultas ekonomi sedang mendapatkan mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro. Mata kuliah ini dianggap sebagai mata kuliah yang cukup menyenangkan bagi teman satu kelas (karena dosennya jarang memberikan tugas hahaha). Saat itu kami sedang membahas tentang perilaku konsumen.
Di dalam perilaku konsumen, ada istilah biaya kesempatan atau opportunity cost. Istilah ini berdefinisi
sebagai biaya yang timbul atas hilangnya kesempatan konsumen yang membeli
barang atau jasa. Contoh
simpelnya gini, anggap saja kita punya uang 50rb. Nah, uang ini pakai untuk
membeli kuota internet. Saat kita sudah membeli kuota itu, maka ada beberapa
opsi lain yang hilang bersamaan dengan uang kita yang dihabiskan itu. Kita bisa
berkesempatan membeli barang lainnya dengan uang 50rb itu. Entah itu jajanan,
pergi ke bioskop, nongkrong dengan teman di warung kopi, dan lain sebagainya.
Rumus biaya kesempatan ini bisa kita pakai
dalam perencanaan kita dalam hidup. Bukan saja terpaut pada barang atau jasa. Karena
Kehidupan itu bukan hanya tentang menciptakan, mengupayakan atau mencari. Di dalam
hidup juga kita harus bisa memilih atas banyaknya pilihan yang bisa kita ambil.
Saat kita baru lulus SMA, kita dihadapkan dengan pilihan untuk kuliah, atau
kerja. Jika kita memilih untuk kuliah maka kita kehilangan kesempatan untuk
mencari pengalaman di dunia kerja. Begitu pula sebaliknya, jika kita memilih
untuk kerja, maka kita akan kehilangan kesempatan untuk bisa mendapat gelar di
perguruan tinggi.
Semisal kita tetap bertekad untuk kuliah
dengan alasan bahwa gelar sarjana dapat mempermudah dalam mencari kerja
kedepannya kita juga harus memilih jurusan apa yang kita ambil untuk kuliah
nanti, di perguruan tinggi mana kita kuliah, dan dengan cara yang seperti apa
kita bisa diwisuda secepatnya. Bahkan ketika kita sudah wisuda, bermacam opsi
akan muncul lagi. Apakah kita memilih untuk bekerja atau berwirausaha.
Dari contoh diatas, menghitung opportunity
cost sebelum mengambil pilihan sangat berdampak positif atas perubahan hidup
kita mendatang. Kita bisa meminimalisir kerugian yang ada pada salah satu opsi
yang kita pilih. Seperti halnya hitam putih, hidup tentu punya sisi baik dan
buruk.
Uang yang kita habiskan untuk membeli hp
baru untuk mengganti hp lama kita yang sebenarnya masih sangat layak dipakai
adalah senilai membeli alat-alat perlengkapan olahraga di rumah yang tentu
lebih bermanfaat untuk kesehatan kita dibandingkan kita lebih sering rebahan
kurang gerak karena sangat asyik scrolling feed di Instagram.
Waktu 1 jam yang kita habiskan untuk
menonton video yang sedang trending di youtube adalah senilai dengan waktu 1
jam yang bisa saja kita gunakan untuk membaca buku, belajar hal-hal baru, atau
mereview materi-materi perkuliahan yang tentu saja akan menambah pengalaman
hidup kita. Jadi waktu tidak terbuang sia-sia.
Waktu satu minggu kita berlibur dengan
orang dekat kita, senilai dengan waktu satu minggu kita membantu pekerjaan
orang tua. Tentu lebih menyenangkan dan berkah jika kita bisa memaksimalkan
waktu kita untuk berbakti kepada kedua orang tua.
Itulah beberapa perhitungan untuk memilih
kesempatan dalam fokus opportunity cost.
Yang intinya adalah mengambil sebanyak-banyaknya pilihan yang kita pilih
untuk meminimalisir kerugian agar hidup kita jauh lebih bermanfaat. Sangat disayangkan
jika kita sebagai makhluk berakal selalu bertindak tanpa berpikir terlebih
dahulu atas apa kesempatan yang hilang jika kita memilih suatu hal. Karena kita
semua tahu bahwa kesempatan itu tidak datang dua kali.
Oleh:
M. Iqbal Imanullah
Komentar
Posting Komentar