"Lagu romantis yang sangat Tasawuf"
Bagi kawula muda pasti sudah tidak asing
dengan lagu satu ini. Lagu yang rilis di tanah air pada tahun 2007 ini,
memiliki lirik yang sangat puitis. Yang biasanya sering didengarkan oleh orang
yang sedang jatuh cinta karena kesan romantis yang kental.
Tapi tahukah kita, ternyata lagu ini sangat
jauh dari kesan di atas. Lagu ini ditulis bukan untuk percintaan sepasang
manusia. Melainkan cinta maha besar Tuhan kepada para pecinta-Nya.
Tidak percaya? Mari kita bedah lirik dari lagu ini tipis-tipis.
Pertama, kita lihat dari judulnya “Sebelum
Cahaya” yang memiliki arti sepertiga
malam dan waktu subuh sebelum fajar menyongsong cakrawala. Waktu ini, jika
dinukil dari riyawat hadits, adalah waktu di mana Allah dan para malaikat-Nya
turun ke bumi.
Lalu pada permulaan lagu “Ku teringat hati yang bertabur mimpi, kemana
kau pergi, cinta?” memliki makna bahwasanya Allah menyapa para pecintaNya
dengan sebutan “cinta” yang sedang terlelap dibuai mimpi. Yang mana waktu tidur
bagi para pecintaNya adalah waktu hilangnya momentum mengingat Allah.
Berikutnya yaitu bagian reff “Ingatkah
engkau kepada embun pagi bersahaja, yang menemani mu sebelum cahaya? Ingatkah
engkau kepada angin yang berhembus mesra? Yang kan membelai mu cinta” disini
Allah bertanya kepada pecintanNya (yang lagi-lagi menyebutnya dengan sebutan
cinta) perihal waktu sakral itu, dengan segala nikmat dan kelembutan di
dalamnya.
Selanjutnya “Kekuatan hati, yang berpegang
janji. Genggamlah tanganKu, cinta”
“ku tak akan pergi meninggalkan mu sendiri,
temani hati mu, cinta”
Disini Allah berjanji kepada yang berteguh
hati di jalanNya akan selalu membersamai para pecintaNya.
“Perjalanan sunyi, yang kau tempuh sendiri,
kuatkanlah hati, cinta”
Perjalanan sunyi dalam tasawuf bisa
diartikan zuhud (patah hati terhadap dunia) para sufi sepantasnya menguatkan
hati dan bersabar atas kenikmatan dunia yang menipu.
Lalu kembali lagi ke reff.
Mas Sabrang Mowo Damar Panuluh (Noe Letto) begitu jeniusnya menulis lirik lagu dan menyelipkan makna terdalam. Ia terinspirasi dari cara penuturan Al Qur'an. Sehingga lagu-lagu yang lahir dari pemikirannya begitu multitafsir tergantung siapa yang mendengarkannya. Sebenarnya bukan hanya lagu Letto yang satu ini saja yang beraromakan tasawuf Masih banyak lagi. Semoga di lain waktu bisa saya tulis.
Selesai.
Komentar
Posting Komentar