5 menit renungan hidup
Oleh: M iqbal Imanullah
Mari kita berhenti sejenak dalam
aktifitas-aktivitas yang menyibukan diri kita. Ada banyak hal yang sering kita
lupa untuk memikirkannya. Pernahkah anda berfikir ada berapa banyak bayi-bayi
mungil yang lahir di dunia ini per detiknya? Berapa banyak tunas-tunas yang
tumbuh menadi pohon yang elok? Berapa banyak sepasang kekasih yang mengikat
janji suci dalam pernikahannya? Berapa banyak nafas yang kita hembuskan? Berapa
banyak manusia yang mati? Berapa banyak malam yang kita lewati. berapa banyak
tetesan air yang terkumpul menjadi genangan yang membuat danau indah? atau berapa banyak nikmat-nikmat Tuhan yang
lainnya?
Adakah di antara kita yang berfikir siapa
diri kita? Apa itu hidup? Mengapa kita ditakdirkan untuk hidup jika nantinya
kita akan mati? Siapa yang mengarang kehidupan ini? Kehidupan yang kadang terlihat
monton. Dengan kesibukan-kesibukan yang membosankan. Dengan rutinitas yang kita
jalani. Berjalan di pinggir kota melihat kemacetan di jalan raya. Pengamen dan
para pengemis yang kesana-kemari turun dari angkutan umum satu ke angkutan umum
lainnya. Pedagang asongan yang memikul
dagangannya dengan tubuh penuh keringat.
Anak kecil yang dimarahi ibunya karena nakal. Atau para pegawai yang berpakaian
rapi lengkap dengan jas mereka serta dasi sedang melayani antrean
nasabah-nasabah di bank.
Ada yang mengartikan tujuan hidup adalah
untuk membuat diri kita bahagia. Dengan kehidupan yang sederhana bersama
keluarga kecil yang jauh dari konflik bergelimpangan harta. Tapi mengapa banyak
orang di dunia ini yang tidak dapat merasakan kebahagian dalam dirinya? Mereka
sering merasakan pahitnya hidup ini. Selalu kurang dengan apa yang ia punya.
Dan menjadikan hidupnya jauh dari tujuan. Ada pula yang mengatakan hidup itu
tak adil. Hidup terlalu keras untuk dijalani. Yang membuat orang itu berada di
jalan yang salah. Lalu mengapa banyak sekali perbedaan tentang tujuan seseorang
hidup? Padahal kita sama-sama lahir di dunia ini. Kita hidup. Kita tumbuh
menjadi dewasa, lalu mati.
Dengan kata lain hidup adalah serangkaian
peristiwa manusia dengan dinamika-dinamika konflik yang ada. Dari mulai ia
lahir sampai mati. Dalam hidup yang penuh dengan kesuraman dan ke fanaan belaka
ada hikmah yang setiap insan sering lupa
karena alasan sibuk. Terlalu bahagia dan bangga dengan apa yang ia miliki. Kita
terlau sibuk dengan datangnya kabar-kabar bahagia yang datang setiap hari. Dan
pada saat sesuatu yang kita miliki hilang, kita akan sadar bahwa semua ini
telah Tuhan takdirkan. Kita akan menyesal dengan apa yang kita perbuat. Kita
telah lupa tentang apa tujuan utama kita hidup.
Maka dari itu, mari kita pikirkan kembali
apa tujuan kita hidup yang sebenarnya. Walaupun manusia di seluruh dunia ini
memiliki pandangan dan tujuan hidup yang berbeda, para ilmuan berusaha mencari
kebenaran teori ilmiah untuk mendapatkan temuan-temuan hebatnya, para pelajar
yang kelelahan pergi ke sekolah mengemban amanah dari kedua orangtuanya untuk
mencari ilmu yang bermanfaat, pemimpin-pemimpin negeri ini yang memikirkan bagaimana rakyatnya hidup
sentosa, kasih sayang seorang ibu pada anak yang terus mengurus yang terus
menerus anaknya agar mereka menjadi anak yang berbakti kelak, para tokoh agama
yang terus memikirkan nasib umatnya, ayah yang mati-matian berusaha mencarikan
nafkah untuk anak istrinya atau masih banyak lagi hal dari sekian banyak
contoh-contoh yang ada. yang pada hakikatnya kita akan kembali dalam jalan yang
sama. Yaitu jalan kembali menuju sang pencipta kita. Apa tujuan hidup anda? Mari kita pikirkan kembali.
Komentar
Posting Komentar