Dahulu
dikatakan bahwa generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Sebagai contoh
bahwa yang mudalah yang paling berkobar semangatnya. Dan dikatakan pula bahwa
akhlak itu lebih berharga daripada ilmu. Tanpa adanya moral, ilmu pengetahuan
akan menjadi hampa. Sama saja seperti kita memakai baju tapi tak memakai
celana. Dahulu para leluhur dan nenek moyang sangat mendambakan anak cucu yang
berakhlak mulia. Dengan warisan-warisan mereka yang mengajarkan kebijakan dalam
hidup, etika dalam hidup pada anak-anak mereka.
Namun
kenyataannya sekarang sangat jauh dari pengharapan. Ketika generasi berganti ke
generasi lain. Moral etika semakin terpuruk. Bahkan nyaris punah. seakan-akan
lupa akan kenyataan bahwa mereka pun harus belajar pada sejarah. Banyak sekali
anak muda zaman sekarang menganggap gampang (meremehkan) nasihat para
leluhurnya. Mereka mengangap itu semua kuno, sudah ketinggalan zaman dan semua
anggapan lainnya.
Dalam kasus ini, ada 2 faktor atau biang yang
menyebabkan punahnya moral. Yaitu teknologi dan turunya nilai rohani kepada
Tuhan YME.
Zaman
berganti zaman yang baru. Era dimana makhluk bernama teknologi mulai memberikasn
virus dan menjajah kehidupan era modern. Dari mulai alat komunikasi yang super
canggih mulai di idam-idamkan para remaja. Yang kini lebih mementingkan gengsi
ketimbang fungsi. Mereka terjebak dalam dampak buruk alat komunikasi.mereka
akan lupa waktu karena terus-terusan berkoar di dunia maya. Kebebasan terhadap
internet yang kini tengah menjangkiti akal pikiran mereka. Pergaulan bebas, sex
bebas, penggunaan obat telarang hingga mengidolakan seseorang secara fanatik.
Itu semua dapat ditemukan dengan mudahnya. Seolah-olah sudah menjadi tradisi
sehari-hari. Akibat dari itu banyak sering kita temui kasus seperti aborsi bayi
hasil dari perzinahan, pembunuhan, pemalakan, tawuran atau yang lebih parah
lagi, mati sia-sia karena mengonsumsi obat-obatan telarang. Belum lagi budaya
barat yang tidak cocok untuk di tiru. Dalam segi fashion misalnya. Membuat para
remaja lupa lagi akan namanya aurat. Membuat nafsu lawan jenis sehingga
terjerumus pada perzinahan. Itu merupakan sedikit contoh dampak negatif dari
teknologi yang terus mengikis budaya moral yang santun sebagaimana para nenek
moyang inginkan atas anak cucunya.
Dan selanjutnya
adalah lupanya kita terhadap Tuhan. Yang satu ini merupakan akar dari segala
kehancuran. Sebab, dengan demikian orang-orang sudah jauh dari hidayah-NYA dan
tersesat kedalam jalan salah. Mereka kehilangan arah, dan tak tahu lagi
petunjuk hidup mana yang harus di ambil. Lemahnya iman juga penentu seseorang
menjadi tak bermoral. Padahal manusia adalah makhluk yang paling sempurna di
antara ciptan-ciptaanNYA yang lain. Karena manusia memiliki akal sebagai
pembeda dari binatang. Mangkanya sangat sulit membedakan antara manusia dengan
binatang. Mulai dari segi pakaian, saat ini banyak manusia yang tak suka
berpakaian menutup aurat atau telanjang seperti binatang. Belum lagi dari segi
tingkah laku manusia yang kian marak seperti tingkah laku binatang. Seperti
membunuh orang tua sendiri, mencuri dan memperkosa. Itu semua bahkan binatang
saja tak melakukannya. Dan terkadang lemah iman juga menjadikan manusia lupa
akan karunia yang di berikan Tuhan padanya. Mereka di beri mata namun seperti
melihat, di beri telinga seperti tak mendengar dan di beri akal seperti tak
berpikir.
Saat ini
kita berada di zaman yang mana moral itu relatif, sudah jadul dan kuno. Padahal
kita tahu bahwa tanpa adanya moral, kehidupan kita akan rusak dan tidak jauh
beda dengan binatang. Semoga kita semua dapat saling nasehat-menasehati dalam
kebenaran dan kebaikan. Agar kita semua tidak terjerumus dalam punahnya moral
etika.
Komentar
Posting Komentar