Langsung ke konten utama

KETIKA MORAL ITU RELATIF




    

      Dahulu dikatakan bahwa generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Sebagai contoh bahwa yang mudalah yang paling berkobar semangatnya. Dan dikatakan pula bahwa akhlak itu lebih berharga daripada ilmu. Tanpa adanya moral, ilmu pengetahuan akan menjadi hampa. Sama saja seperti kita memakai baju tapi tak memakai celana. Dahulu para leluhur dan nenek moyang sangat mendambakan anak cucu yang berakhlak mulia. Dengan warisan-warisan mereka yang mengajarkan kebijakan dalam hidup, etika dalam hidup pada anak-anak mereka.
     Namun kenyataannya sekarang sangat jauh dari pengharapan. Ketika generasi berganti ke generasi lain. Moral etika semakin terpuruk. Bahkan nyaris punah. seakan-akan lupa akan kenyataan bahwa mereka pun harus belajar pada sejarah. Banyak sekali anak muda zaman sekarang menganggap gampang (meremehkan) nasihat para leluhurnya. Mereka mengangap itu semua kuno, sudah ketinggalan zaman dan semua anggapan lainnya.
Dalam kasus ini, ada 2 faktor atau biang yang menyebabkan punahnya moral. Yaitu teknologi dan turunya nilai rohani kepada Tuhan YME.
     Zaman berganti zaman yang baru. Era dimana makhluk bernama teknologi mulai memberikasn virus dan menjajah kehidupan era modern. Dari mulai alat komunikasi yang super canggih mulai di idam-idamkan para remaja. Yang kini lebih mementingkan gengsi ketimbang fungsi. Mereka terjebak dalam dampak buruk alat komunikasi.mereka akan lupa waktu karena terus-terusan berkoar di dunia maya. Kebebasan terhadap internet yang kini tengah menjangkiti akal pikiran mereka. Pergaulan bebas, sex bebas, penggunaan obat telarang hingga mengidolakan seseorang secara fanatik. Itu semua dapat ditemukan dengan mudahnya. Seolah-olah sudah menjadi tradisi sehari-hari. Akibat dari itu banyak sering kita temui kasus seperti aborsi bayi hasil dari perzinahan, pembunuhan, pemalakan, tawuran atau yang lebih parah lagi, mati sia-sia karena mengonsumsi obat-obatan telarang. Belum lagi budaya barat yang tidak cocok untuk di tiru. Dalam segi fashion misalnya. Membuat para remaja lupa lagi akan namanya aurat. Membuat nafsu lawan jenis sehingga terjerumus pada perzinahan. Itu merupakan sedikit contoh dampak negatif dari teknologi yang terus mengikis budaya moral yang santun sebagaimana para nenek moyang inginkan atas anak cucunya.
         Dan selanjutnya adalah lupanya kita terhadap Tuhan. Yang satu ini merupakan akar dari segala kehancuran. Sebab, dengan demikian orang-orang sudah jauh dari hidayah-NYA dan tersesat kedalam jalan salah. Mereka kehilangan arah, dan tak tahu lagi petunjuk hidup mana yang harus di ambil. Lemahnya iman juga penentu seseorang menjadi tak bermoral. Padahal manusia adalah makhluk yang paling sempurna di antara ciptan-ciptaanNYA yang lain. Karena manusia memiliki akal sebagai pembeda dari binatang. Mangkanya sangat sulit membedakan antara manusia dengan binatang. Mulai dari segi pakaian, saat ini banyak manusia yang tak suka berpakaian menutup aurat atau telanjang seperti binatang. Belum lagi dari segi tingkah laku manusia yang kian marak seperti tingkah laku binatang. Seperti membunuh orang tua sendiri, mencuri dan memperkosa. Itu semua bahkan binatang saja tak melakukannya. Dan terkadang lemah iman juga menjadikan manusia lupa akan karunia yang di berikan Tuhan padanya. Mereka di beri mata namun seperti melihat, di beri telinga seperti tak mendengar dan di beri akal seperti tak berpikir.
       Saat ini kita berada di zaman yang mana moral itu relatif, sudah jadul dan kuno. Padahal kita tahu bahwa tanpa adanya moral, kehidupan kita akan rusak dan tidak jauh beda dengan binatang. Semoga kita semua dapat saling nasehat-menasehati dalam kebenaran dan kebaikan. Agar kita semua tidak terjerumus dalam punahnya moral etika.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Bukan Sekedar Lagu (Bedah Lagu Letto - Sebelum Cahaya)

 "L agu romantis yang sangat Tasawuf"   Bagi kawula muda pasti sudah tidak asing dengan lagu satu ini. Lagu yang rilis di tanah air pada tahun 2007 ini, memiliki lirik yang sangat puitis. Yang biasanya sering didengarkan oleh orang yang sedang jatuh cinta karena kesan romantis yang kental. Tapi tahukah kita, ternyata lagu ini sangat jauh dari kesan di atas. Lagu ini ditulis bukan untuk percintaan sepasang manusia. Melainkan cinta maha besar Tuhan kepada para pecinta-Nya. Tidak percaya? Mari kita bedah lirik dari lagu ini tipis-tipis. Pertama, kita lihat dari judulnya “Sebelum Cahaya”   yang memiliki arti sepertiga malam dan waktu subuh sebelum fajar menyongsong cakrawala. Waktu ini, jika dinukil dari riyawat hadits, adalah waktu di mana Allah dan para malaikat-Nya turun ke bumi. Lalu pada permulaan lagu   “Ku teringat hati yang bertabur mimpi, kemana kau pergi, cinta?” memliki makna bahwasanya Allah menyapa para pecintaNya dengan sebutan “cinta” yang sedan...

"Menjadi Asing di Akhir Zaman"

Tulisan ini terinspirasi dari sabda Rasulullah SAW : "Islam bermula dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali menjadi sesuatu yang asing. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing itu." (HR. Muslim) Perubahan begitu gilanya menjangkiti setiap lini kehidupan. Terutama pada aspek teknologi. Tidak heran jika memang teknologi merupakan aspek yang begitu cepatnya berkembang. Karena sejatinya manusia memiliki kecenderungan untuk tidak mau bersusah payah dalam mencukupi keinginannya. Dari zaman dahulu saja, nenek moyang manusia sudah berpikir bagaimana caranya agar dapat memperoleh makanan dengan mudah, berkomunikasi dengan baik, bepergian dengan waktu yang cepat, bahkan membunuh sesamanya (dalam hal ini perang) dengan menciptakan senjata yang ampuh lagi efektif untuk bisa menang dari lawannya.  Fenomena perubahan itu dengan cepatnya silih berganti dari waktu ke waktu. Dan seperti yang dikatakan oleh orang-orang bijak, hidup itu seperti sebuah koin yang selalu memiliki dua sisi. Te...

TENTANG WAKTU, MOMEN DAN KENANGAN (WAKTU MENCIPTAKAN MOMEN DAN MENGUBAHNYA MENJADI KENANGAN)

Ada ungkapan bahwa waktu itu terus berjalan. Sadar ataupun tidak kita hidup dalam waktu yang   terus berjalan. Tak peduli apa yang kita rasakan. Bahagia, sedih, susah maupun senang waktu tetap saja teguh pendirian. Berjalan. Terhubung dengan segala hal yang ada dalam kehidupan. Ruang dan jarak pun terus menemaninya. Dengan banyaknya orang yang kita kenal, membuat gambaran peristiwa dalam memori. Dengan segala momentum yang ada pada setiap detiknya, menggambarkan segala kenangan. Satu momen tercipta dalam hidup kita. Seperti bertemu dengan hal-hal yang baru. Pada saat kita dilahirkan ke alam dunia, kita merasakan alam yang berbeda dari yang sebelumnya. Walaupun kita tidak tahu menahu seperti apa saat kita dalam kandungan. Kita bernafas walau tidak ada yang mengajari cara bernafas.   Kita mendengar walau tidak ada yang mengajari cara mendengar. Kita meraba walau tak ada yang mengajari cara meraba. Kita mencium aroma dunia. Kita melihat sosok malaikat yang cantik na...